BANDUNG, AZYNEWS- Pergelaran pentas seni virtual bertajuk "Bandung Harmoni, Tuntaskan Pandemi" menjadi penutup rangkaian peringatan Hari Jadi ke-211 Kota Bandung (HJKB). Kegiatan tersebut juga berlangsung offline secara terbatas di Plaza Balai Kota Bandung, Sabtu (23 Oktober 2021).
Acara tersebut dimeriahkan penampilan akustik, seni tari anak-anak disabilitas binaan RBM, Paduan Suara Mahasiswa UPI, Mario Kahitna, dan ditutup wayang golek. Selain Wali Kota Bandung, Oded M. Danial, Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan, Sekda Kota Bandung Ema Sumarna, Ketua Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) Kota Bandung Siti Muntamah dan Wakil Ketua RBM Kota Bandung, Yunimar Mulyana.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan, pentas seni virtual bukan hanya rangkaian HJKB saja, tetapi juga memberi ruang bagi seniman dalam mengembangkan kreativitas berkesenian, sekaligus memperkokoh jati diri warga Kota Bandung.
"Saya merasa bangga, warga Kota Bandung hampir tidak pernah kehilangan gagasan dalam mengembangkan seni budaya, yang sebagian di antaranya berkembang menjadi industri kreatif," katanya.
Menurutnya, seni budaya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peradaban manusia. Mengingat, kreativitas lahir dari pemikiran filsafat, kesusastraan, dan wacana ilmiah, sebagai hasil interaksi manusia dengan sesama, alam, serta sang maha pencipta.
"Seni budaya juga sering disebut sebagai pembentuk karakter, baik melalui pembiasaan maupun pendidikan. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mengisi setiap sudut rasa dan pikiran serta diwujudkan dalam perilaku," tuturnya.
Wali kota menilai, pentas seni virtual bisa menjadi tontonan dan juga tuntutan. Tontonan karena sifatnya yang menghibur, sedangkan tuntutan karena sarat dengan ajakan yang bersifat mendidik, informatif, serta memberikan pilihan kehidupan.
"Tidaklah berlebihan jika pentas seni virtual bisa disebut sebagai media komunikasi, terutama untuk menyampaikan pesan-pesan yang perlu diketahui, dipahami, dan dilaksanakan masyarakat luas," katanya.
Melalui pentas seni virtual, lanjutnya, para pengisi panggung bisa mengajak penonton atau audiens untuk berpartisipasi dalam memutus mata rantai pandemi Covid-19, menyukseskan program vaksinasi, dan membantu memulihkan ekonomi.
"Begitu pula para penonton terhibur serta dapat memetik dan menerapkan nilai-nilai kehidupan yang disampaikan pengisi panggung di sela-sela acaranya," ujarnya.
Wali kota berharap pentas seni virtual dapat memberikan nilai tambah peringatan HJKB dengan mengajak masyarakat terus membantu komponen pemerintahan mengatasi permasalahan-permasalahan aktual, khususnya terkait pandemi Covid-19.
"Pentas seni virtual malam ini menguatkan peran seniman dalam mengembangkan kreativitas berkesenian serta menjadi momentum penguatan peran serta masyarakat mewujudkan Kota Bandung Unggul, Nyaman, Sejahtera, dan Agamis," harapnya.
Pada kegiatan tersebut hadir pula Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan, Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna, Ketua RBM Kota Bandung, Siti Muntamah dan Wakil Ketua RBM Kota Bandung, Yunimar Mulyana.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari menjelaskan, hadirnya pentas seni virtual sebagai upaya Pemkot dalam memelihara seni budaya tradisional. Hampir dua tahun ini para pegiat seni khususnya wayang, tidak bisa tampil di tengah-tengah masyarakat untuk mengekspresikan karyanya.
“Nah sekarang mereka dikasih kesempatan untuk tampil dan mudah-mudahan ini menjadi tanda bangkitnya kembali apresiasi dan karya-karya seni,” tuturnya.
“Ini juga untuk mengobati kerinduan warga dan para seniman untuk berekspresi menampilkan karya-karyanya,” imbuhnya.
Pegelaran ini menjadi awal tanda kebangkitan Kota Bandung dari pandemi Covid-19. Sehingga para seniman bisa kembali mengekspresikan karya-karyanya.
“Di Perwal terbaru kegiatan seni budaya sudah diperbolehkan, mudah-mudahan Bandung semakin baik,” harapnya.
“Tadi kita juga menampilkan seniman difabel itu sebagai bentuk perhatian bahwa kami ini sifatnya inklusif jadi tidak membeda-bedakan, siapapun berhak untuk menghasilkan dan mengekspresikan seni budayanya,” tutur Kenny. (Red./Ito Waskito)
0 Komentar