BANDUNG, AZYNEWS- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut bahwa sekitar 30 personil gabungan siap diterjunkan untuk melakukan pengamanan dan pelayanan para pemudik.
Sebelumnya, pemerintah memprediksi tanggal 28-30 April 2022 menjadi puncak Mudik Lebaran.
Selain personil, ratusan pos pengamanan dan pelayanan (Pospam dan Posyan) juga telah tersedia di titik-titik yang nantinya akan dilalui para pemudik.
“Titik-titik Posko baik yang terpadu pengamanan dan pemantauan, itu sudah siap dan sudah hadir di seluruh wilayah Jawa Barat,” kata Ridwan Kamil sesuai memimpin Gelar Pasukan operasi Ketupat Lodaya Tahun 2022, di Depan Gedung Sate, Jl Diponegoro, Kota Bandung, Jum’at (22/4/2022).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil menegaskan, personel gabungan akan melakukan pengawasan dan pengamanan mudik lebaran selama 12 hari.
“Kegiatan operasi Ketupat ini kalau di Jabar itu namanya Operasi ketupat Lodaya 2022, akan berlangsung selama 12 hari, itu dari sebelum Lebaran sampai dengan setelah Lebaran,” katanya.
Kang Emil pun mengimbau agar masyarakat yang hendak mudik untuk melakukan vaksin dosis ketiga atau booster, sesuai arahan dari pemerintah pusat.
Sementara untuk personel gabungan yang diterjunkan saat mudik lebaran, nanti akan melakukan Random checking Swab antigen titik-titik tertentu.
Random checking tersebut dilakukan, dikarenakan kegiatan mudik lebaran kali ini masih pada masa Pandemi Covid-19.
“Ini diharapkan akan memperlancar kegiatan selama mudik nanti,” ungkapnya
Lalu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, Kang Emil pun menghimbau kepada para Pemudik untuk melakukan perjalanannya melalui jalur Utara, guna meminimalisir terjadinya kemacetan pada jalur selatan.
“Sehingga pesannya kepada masyarakat adalah Jabar sebagai jalur perlintasan dan jalur mudik, jadi jangan semuanya lewat Utara. Kalau mau ke Cilacap dan Yogyakarta, itu bisa lewat Sukabumi melipir ke Pangandaran, Cilacap, Purwokerto tembus ke Yogyakarta bahkan ke solo,” kata Kang Emil.
“Jadi kenapa ada pilihan itu, supaya 85,5 juta pemudik yang mayoritas 40 persen menggunakan kendaraan darat pribadi itu bisa ada alternatif yang punya potensi tidak macet,” pungkasnya. (Red./Dodi S)
0 Komentar