ticker

6/recent/Ticker-posts

Belum Ditemukan Kasus Hepatitis Akut di Kota Bandung, Dinkes: Harus Tetap Waspada dan Jaga Kesehatan

 


BANDUNG, AZYNEWS- Kasus hepatitis akut sudah ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia. Namun hingga kini di Kota Bandung kasus hepatitis akut tersebut belum ditemukan.

"Belum, belum ada," kata Kadinkes Kota Bandung Ahyani Raksanagara di Kota Bandung, Rabu (11/5/2022) Kemarin.

Meski begitu, pihaknya akan meningkatkan kewaspadaan sesuai imbauan yang dikeluarkan oleh WHO. Dalam imbauannya, WHO meminta seluruh dunia waspada atas kasus hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya.

Ahyani pun meminta warga Kota Bandung mewaspadai penularan penyakit ini. Di saat bersamaan, warga juga diimbau tetap tenang.

"Kita semua sedang waspada soal itu. Sekali lagi waspada, bukan panik. WHO itu tugasnya memang memberi warning kepada (berbagai) negara, hati-hati, sudah ada 12 negara yang melaporkan kejadian ini," terangnya.

Soal kasus hepatitis akut yang sudah masuk dikategori kejadian luar biasa di dunia oleh WHO, Ahyani menyebut ada alasannya. WHO punya latar belakang kuat.

Sehingga, karena sudah masuk kategori luar biasa, publik wajib ekstra waspada. Langkah pencegahan perlu dilakukan agar meminimalisir potensi tertular dan menularkan.

"Jadi namanya penyakit menular dan kenapa WHO sampai menyampaikan kewaspadaan kejadian luar biasa, karena sudah dilaporkan di 12 negara. Apakah itu berdiri sendiri atau penularan berpindah, enggak tahu, makannya waspada di manapun," ucapnya.

Disinggung soal kesamaan penularan COVID-19 dengan hepatitis akut, Ahyani menjelaskan perbedaannya. COVID-19 bisa menular melalui napas, sedangkan hepatitis akut melalui mulut.

"Penyebarannya kalau COVID-19 lewat penularan napas, maka droplet, kita pakai masker supaya tidak masuk (tertular). Kalau (hepatitis akut) ini penyebarannya masuk ke mulut, makannya upaya yang menjaga agar perilaku kita dalam makan dan makanan yang masuk itulah yang harus dijaga," jelasnya.

Menurutnya, masyarakat paham cara pencegahan agar tidak tertular hepatitis akut tersebut. Yang paling utama adalah menjaga perilaku makan.

"Masyarakat harus paham (penularan hepatitis akut) ini dapat terjadi bila kita tidak menjaga perilaku kita dalam makan, sebelum makan, menyiapkan makanan, dan memilih makanannya," katanya.

Ahyani lalu memaparkan gejala orang yang terpapar hepatitis akut tersebut. Gejalanya mulai dari mual hebat, sakit perut luar biasa, perubahan warna urine menjadi coklat seperti air teh, hingga feses berwarna pucat.

Sepintas, gejalanya seperti hepatitis pada umumnya. Namun ada gejala lain yang tergolong berat pada kasus hepatitis akut misterius ini, yaitu penurunan kesadaran.

"Ini kenapa harus jadi kewaspadaan karena ada beratnya, ada penurunan kesadaran atau kejang. Kalau ada gejala itu, jangan ditunda, segera ke faskes (fasilitas pelayanan kesehatan) untuk antisipasi itu," imbaunya.

Sementara itu, Ahyani mengatakan pihaknya sudah melakukan beberapa langkah antisipasi untuk menangani jika ada kasus hepatitis akut di Kota Bandung. Apa saja yang disiapkan?

"Fasilitas kesehatan disiapkan, gejala-gejala seperti ini harus disiapkan harus waspada, tidak boleh dianggap biasa. Rujukan, rumah sakit, dan lab disiapkan. Sudah, kita sudah lakukan sosialisasi ya," ujarnya. (Red./Ansar)

Posting Komentar

0 Komentar