BANDUNG, AZYNEWS- TPA Sarimukti di Bandung Barat terpaksa ditutup sementara karena kebakaran. Kondisi itu berdampak terhadap seluruh aktivitas pengiriman sampah dari seluruh TPS di Kota Bandung ke TPA Sarimukti.
Pada Rabu (23/8/2023) siang, sampah mulai menumpuk di sejumlah TPS di Kota Bandung. Seperti di TPS Cicendo, Cibeunying hingga Turangga nampak dipenuhi timbunan sampah.Engkar, petugas kebersihan di TPS Cicendo mengungkapkan akibat terhentinnya pengiriman sampah, pihaknya akan melakukan antisipasi agar sampah tidak semakin menumpuk di TPS. Salah satunya dengan menutup gerbang TPS agar tidak membuat sampah semakin menggunung.
"Ini belum tahu sampai kapan ditutupnya. Nanti sore ini TPS mau tutup gerbang, semua sampah dimasukin ke dalem. Susah sih kalau warga pasti akan buang sampah terus, tapi supaya muat banyak juga jadi nanti ditutup, biar sampahnya di dalem (tidak menumpuk ke jalan)," kata Engkar.
Sementara itu kondisi cukup parah juga terlihat di TPS Turangga (Buah Batu, jalan Guntur Sari). Sebanyak 15 gerobak pengangkut sampah terpaksa diparkir. Para petugas kebersihan pun tak bisa berbuat banyak saat warga terus berdatangan membuang sampah yang mulai menggunung.
"Waktu Sarimukti longsor beberapa bulan yang lalu, ini sampai jalan. Sampah ini segini baru tiga hari (dari Senin) nggak tahu deh kalau seminggu gimana. Penuh pisan, numpuk semua pada ke sini. Kata saya juga harusnya emang jangan semua terpusat ke sini buangnya. Kang Pisman juga nggak kelihatan wujudnya jadi sama aja pada buang ke sini," keluh Abud, petugas sampah setempat.
Selain gunungan sampah, bau dan lalat yang berterbangan cukup banyak juga mengganggu warga sekitar. Abud berpendapat, baiknya masyarakat dan pemerintah tidak bisa cuek dengan kondisi sampah.
"Ya pasti bau, lalat juga, harusnya memang Kang Pisman itu masyarakat semuanya paham, RW, Lurah, Camat, itu memastikan warganya sudah melakukan. Soalnya ini nggak ada warga yang mau ya karena ogah pegang dan ngurus sampah sendiri," kata Abud.
Sembari berkeluh kesah, ia pun menunjukkan telapak tangannya yang penuh bekas luka selama lebih dari 20 tahun jadi petugas sampah.
Tori, pedagang di sekitar TPS Turangga juga mengeluh risih dengan timbunan sampah. Ia khawatir sampah bakal longsor hingga ke badan jalan. Tapi ia mengaku belum memulai program Kang Pisman (Kurang, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah).
"Risih lah, tapi gimana ya. Takutnya sampai ke jalan-jalan, terus banyak lalat. Saya kan dagang. Sebetulnya kan ada Kang Pisman itu, tahu. Tapi belum mulai sih, soalnya ya belum ngerti aja sih. Iya mungkin perlu sosialisasi lagi," kata Tori.
TPS Taman Cibeunying wilayah Bandung Wetan, juga mengalami nasib serupa. Antrean gerobak sampah terus berdatangan. Dari kejauhan (arah pintu Gereja Maranatha) bau tak sedap muncul dari sampah di gerobak-gerobak yang antre.
Tarya, Camat Bandung Wetan, siang itu memantau langsung ke lokasi TPS di wilayahnya. Ia mengaku, antrean gerobak sampah dan tumpukan sampah telah terjadi sejak Selasa (22/8/2023) kemarin sore. Ditambah lagi, warga masih ada yang membuang sampah terus menerus meski TPS sudah ditutup.
"Ini sementara TPS kami tutup. Nggak boleh ada yang buang sampah ke sini, dan kami minta semua warga langsung mulai menyelesaikan sampah di rumah masing-masing per hari ini. Saya juga sudah minta karena disini mayoritas restoran, rumah makan, tempat usaha, jadi mereka harus mulai memilah sampahnya masing-masing dan sampah sisa dapur dibuatkan Loseda," kata dia.
Tarya mengaku, mungkin tak akan bisa semua warga langsung mengikuti arahan. Namun ia berharap agar musibah di TPA Sarimukti bisa membuat warga Kota Bandung sadar untuk memulai Kang Pisman.
Ia mengikuti sesuai arahan Plh Wali Kota dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, sambil menunggu instruksi lebih lanjut.
"Memang sulit ya apalagi kalau kadang masyarakat ini beranggapan tidak punya waktu, atau semua bisa selesai dengan uang. Padahal tidak bisa, kami minta mereka ikut berpartisipasi. Jadi kami ini sekarang tidak henti-hentinya terus edukasi, ucap Tarya.
"Ada beberapa wacana penyelesaian sampah dari Pemkot yang perlu waktu, butuh dianggarkan dulu. Sementara masyarakat kami minta kesadarannya untuk tidak buang sampah dulu di TPS. Selesaikan di rumah, karena masalah sampah ini tidak bisa selesai kalau hanya dilimpahkan ke pemerintah. Ini kami juga kolaborasi dengan Babinsa untuk bantu pantau," kata dia menambahkan. (Red./Alin)
0 Komentar