BANDUNG, AZYNEWS- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung belum mencatat adanya temuan kasus varian baru virus COVID-19, Eris. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Ira Dewi Jani.
Ira mengatakan, Pemkot Bandung belum mengeluarkan imbauan khusus untuk varian COVID-19 terbaru itu."Untuk varian Eris kami belum mendapatkan laporan di Kota Bandung dan belum ada arahan lebih lanjut dari Kemenkes perihal tersebut. Jadi belum ada imbauan khusus," kata Ira melalui pesan singkat, Kamis (10/8/2023) kemarin.
Ia menyebut, varian COVID-19 ini masih perlu disikapi sama dengan varian COVID-19 sebelumnya, seperti Alpha, Beta, Gamma, dan lainnya yang tak mengalami lonjakan. Seperti diketahui, kasus COVID-19 sempat kembali melonjak saat varian Omicron yang lebih mudah ditularkan dan gejalanya lebih parah.
"Sehingga untuk prokes masih menggunakan aturan satgas yang terakhir," ucapnya.
Menengok aturan Satgas COVID-19 Kota Bandung terakhir, bisa dibilang mulai mengendor saat Pemkot Bandung mengklaim penderita Corona masih terkendali. Terlebih setelah World Health Organization (WHO) telah mencabut status kedaruratan global pandemi pada Mei lalu.
Kini masyarakat tak lagi diminta ketat menggunakan masker baik di luar maupun di dalam ruang, seperti kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah membolehkan masyarakat melepas masker.
Tak ada lagi wanti-wanti untuk menjaga jarak dan mencegah bersentuhan. COVID-19 sudah dianggap seperti flu biasa sejak sudah ditemukan cara perawatannya.
Meski begitu, untuk antisipasi maka vaksin tetap diwajibkan dan terus digalakkan hingga dosis keempat.
Sehingga masyarakat kota Bandung pun diminta untuk tidak panik namun tetap berhati-hati dengan mengingat untuk menjaga kebersihan seperti cuci tangan dengan sabun dan menggunakan masker jika sedang sakit.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut varian COVID-19 baru, Eris, sudah teridentifikasi di Indonesia. Bahkan epidemiolog meminta masyarakat tetap menggunakan masker untuk mengurangi risiko penularan.
Meski begitu, Budi meminta masyarakat tidak khawatir. "Iya, nggak perlu khawatir," kata Budi, Rabu (9/8/2023) lalu.
Meski begitu, Budi meminta masyarakat tidak khawatir. "Iya, nggak perlu khawatir," kata Budi, Rabu (9/8/2023) lalu.
Ia mengatakan varian baru tersebut memang sudah ada di Indonesia sejak dua bulan lalu. "Varian baru tersebut memang sudah ada di Indonesia. Sudah dari dua bulan lalu," tuturnya. (Red./Raysha)
0 Komentar