"Tertinggi kedua di Jawa. Yang pertama itu DIY, wilayahnya jauh lebih kecil dari Jabar. Jadi kita ini lebih kompleks, tapi bisa lebih tinggi dari DKI Jakarta," kata Erwin di kantor BI Jabar, Kota Bandung, Rabu (7/2/2024) lalu.
Sementara data dari BPS Jawa Barat menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Jabar didorong dari produksi lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,67 persen.
Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi kembaga
nonprofit yang melayani rumah tangga mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
19,35 persen.
Sementara itu perekonomian Jabar triwulan IV-2023 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 1,93 persen.
Dari sisi produksi, lapangan usaha administrasi pemerintahan,
pertahanan, dan jaminan sosial wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
16,74 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 43,36 persen.
"Secara umum pertumbuhan ekonomi Jabar di triwulan IV-2023 terus membaik," tegas Erwin.
Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Jabar tahun 2024 tumbuh positif pada kisaran 4,9-5,7 persen.
Optimisme tersebut ditopang oleh permintaan domestik yang kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas masyarakat dan tingginya multiplier effect dari kegiatan di tahun politik.
Kinerja sektor pertanian juga diperkirakan meningkat seiring
kondisi cuaca yang lebih kondusif. Meski demikian, risiko ketidakpastian global
yang masih tinggi perlu menjadi perhatian.
Beberapa tantangan lain agar terus diwaspadai antara lain tensi geopolitik yang masih berlanjut, yang menyebabkan disrupsi jalur perdagangan dunia.
Kedua, tren peningkatan inflasi yang diprakirakan masih terjadi sehingga berpotensi menekan daya beli, dan ketiga, risiko peningkatan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah penurunan kinerja industri.
Berbagai upaya yang perlu terus dilakukan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi domestik antara lain melalui promosi investasi, mendorong pecepatan dan perluasan digitalisasi, memperbanyak penyelenggaraan event serta optimalisasi infrastruktur konektivitas untuk meningkatkan pemerataan ekonomi.
Sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia, pemerintah
daerah serta seluruh stakeholders juga supaya terus diperkuat guna memanfaatkan
momentum pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga di Jabar tahun
2024. (Red./Alin)
0 Komentar