ticker

6/recent/Ticker-posts

BMKG: Waspada Suhu Ekstrem di Bandung, Dingin di Pagi Hari dan Panas Terik di Kala Siang

 


BANDUNG, AZYNEWS- Musim kemarau kini telah merata di seluruh wilayah Jawa Barat, membawa perubahan signifikan pada suhu udara. Di pagi dan malam hari, suhu terasa dingin, sementara di siang hari, panas terik mendominasi.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung, Teguh Rahayu, mengungkapkan sebagian besar wilayah Jawa Barat sudah memasuki awal musim kemarau. Meskipun demikian, beberapa faktor lokal seperti pusat tekanan rendah dan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial masih berkontribusi terhadap pertumbuhan awan hujan.

"Anomali suhu permukaan air laut (SST) di perairan Jawa Barat sedikit hangat sehingga ada berkontribusi terhadap pertumbuhan awan awan hujan pada skala lokal," kata Ayu sapaan karib Teguh Rahayu, Kamis (8/8/2024).

Ayu mengungkapkan, berdasarkan prediksi kondisi global, regional dan probabilistik model diprakirakan pada umumnya cuaca di wilayah Jawa Barat cerah berawan hingga berawan dan berpotensi hujan ringan dalam skala lokal dan potensi angin kencang masih terdapat di sebagian wilayah Jawa Barat

"Di Bandung Raya terdapat pengaruh lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif yakni kelembapan udara kurang lembap pada lapisan 850 mb dan 700 mb wilayah Bandung Raya yaitu 50-90%," ungkapnya.

Analisis streamline menunjukkan bahwa arah angin di wilayah Bandung Raya didominasi oleh angin timuran atau monsun Australia yang membawa massa udara dingin dan kering. Hal ini menyebabkan suhu di pagi hari dingin, panas di siang hari, dan kembali dingin di sore hingga malam hari. Umumnya, angin bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 5-20 km/jam.

Suhu minimum di Bandung Raya berkisar antara 17-20°C, sedangkan suhu maksimum mencapai 29-30°C. Suhu terendah yang tercatat hingga Juli adalah 16,2°C. Suhu dingin pada malam, dini hari, dan pagi hari dalam beberapa hari terakhir adalah fenomena alamiah yang umum terjadi saat puncak musim kemarau, yang biasanya berlangsung pada Juli hingga Agustus.

BMKG mengimbau masyarakat Jawa Barat untuk waspada terhadap potensi dampak cuaca di awal musim kemarau, seperti perbedaan suhu ekstrem antara malam yang dingin dan siang yang panas, serta masih adanya potensi hujan ringan pada sore dan malam hari. Masyarakat juga diharapkan melakukan penghematan air bersih dan waspada terhadap bahaya kebakaran. (Red./Alin)

Posting Komentar

0 Komentar