ticker

6/recent/Ticker-posts

Pengurangan Sampah Organik di TPA Sarimukti Belum Optimal, Bey Machmudin: Bandung Raya Darurat Sampah!

 


BANDUNG, AZYNEWS- Instruksi Gubernur (Ingub) nomor 02/PBLS.04/DLH menjelaskan bahwa TPA Sarimukti hanya menampung 50 persen residu, tapi hasil di lapangan tak terlihat positif. Bandung Raya nyatanya masih terbelenggu masalah sampah. Hal itu diungkapkan oleh Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin.

"Itu kan ada instruksi dari Gubernur untuk seluruh kepala daerah di Bandung Raya. Komitmen sudah, tapi di lapangan kan begitu. Nanti kami tim di Pemprov akan bicara dengan seluruh Kota Kabupaten dan Walhi, bagaimana koordinasinya. Karena ternyata komitmen saja tidak cukup," ucap Bey.

Bey betul-betul berharap Kota/Kabupaten se-Bandung Raya bisa menyelesaikan sampahnya secara mandiri, secepat mungkin. Menurut Bey, sejauh ini upaya pengawasan mengurangi sampah organik belum berjalan optimal.

"Kami mohon bantuan juga, agar masyarakat mulai memisahkan sampah organik di skala rumah tangga. Sarimukti ini urusan pemerintah, ya ini sedang dibicarakan bagaimana teknis di lapangan, karena komitmen saja kurang. Harus ada pengawasan di lapangan," lanjutnya.

Soal pembukaan kuota TPA Sarimukti untuk tiap daerah, rencananya bakal dirapatkan hari ini. Sejauh ini, Bey menyuruh tiap Kepala Daerah di Bandung Raya agar sungguh-sungguh mampu menyelesaikan sampah rumah tangga secara mandiri, dari masyarakat.

"Hal ini kan berkaitan dengan kapasitas, kalau begitu cepat penuh ya jangan sampai masyarakat mengalami kerugian atau kapasitas sampahnya berkurang. Kalau dimulai dari rumah tangga kan akan lebih baik dan pengawasan kami jalani," tutur Bey.

Di lain sisi, Bandung Raya nampaknya sangat menanti-nanti pembangunan insfratruktur Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka. Sekedar diketahui, TPPAS Legok Nangka berdiri di atas tanah seluas 82,5 hektare yang berlokasi di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.

Nantinya, TPPAS Legok Nangka akan menampung dan mengolah sampah dari Bandung Raya, Sumedang dan Garut. Legok Nangka akan dibangun dengan teknologi ramah lingkungan waste to energy, sehingga dihasilkan listrik sebesar 40 megawatt dari kapasitas 2.000 ton sampah per hari. Listrik yang dihasilkan itu kemudian akan dijual kepada PLN.

Saat menemani kunjungan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Panjaitan Sabtu (10/8) lalu, Bey telah memastikan bahwa ground breaking TPPAS Legok Nangka akan dilakukan antara Agustus-September 2024 ini. Pastinya, ground breaking bakal dilakukan saat Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin masih menjabat.

"Konstruksi dan administrasi Legok Nangka sudah selesai, kami ingin lebih cepat. Ini kan lama ya, ini kan harus segera dimulai," tutur Bey.

"Proses sudah berjalan, akan dicoba agar Presiden bisa ground breaking. Nah waktunya apakah akan khusus atau bulan depan, tapi dikejar sebelum berakhir pemerintahan pak Jokowi dan Maruf," sambung dia. (Red./Dodi)

Posting Komentar

0 Komentar