KAB BANDUNG, AZYNEWS- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Status siaga ini berlaku hingga beberapa waktu ke depan.
Penetapan status siaga ini sesuai dengan surat penetapan Status Siaga Darurat Nomor 300.2.3/KEP.500-BPBD/2024 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan serta Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat.Bupati Bandung Dadang Supriatna melalui Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi penanganan bencana beberapa waktu lalu. Hal tersebut dilakukan guna menyikapi kondisi saat ini.
"Kami langsung merespon dengan menyebarkan status darurat tersebut melalui BPBD Kabupaten Bandung kepada jajaran Organisasi Perangkat Daerah di lingkungan Pemkab Bandung. Termasuk kepada para camat se-Kabupaten Bandung, selain ke Perhutani dan pihak lainnya," ujar Uka.
Uka meminta masyarakat untuk terus berkoordinasi dengan BPBD. Apalagi jika terjadi bencana kekeringan, kebakaran lahan dan hutan.
Uka meminta masyarakat untuk terus berkoordinasi dengan BPBD. Apalagi jika terjadi bencana kekeringan, kebakaran lahan dan hutan.
"Supaya kami bisa segera merespons dan menindaklanjuti untuk penanganan bencana dalam upaya mengurangi risiko bencana. Sebab, jika lambat melaporkan kebencanaan akan berdampak pada kerugian materi maupun korban jiwa serta dampak buruk lainnya yang tidak diharapkan," katanya.
Menurutnya keakuratan data di lapangan dinilai penting untuk menganalisa dan evaluasi penanganan bencana yang terjadi. Sehingga penanganan kedaruratan bisa dilakukan dengan maksimal.
"Iya data di lapangan yang akurat penting bagi penanganan bencana," jelasnya.
Uka juga mengaku, saat ini telah melakukan beberapa upaya dalam menangani dampak bencana kekeringan. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan air bersih di Kabupaten Bandung.
"Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih itu, BPBD berusaha untuk mendistribusikan air bersih. Dengan harapan kebutuhan air bersih masyarakat bisa tertanggulangi untuk sementara waktu disaat memasuki musim kemarau," ucapnya.
Uka memprediksi musim kemarau masih akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan hingga Oktober 2024 mendatang. Diperkirakan bulan Agustus dan September 2024 merupakan puncak musim kemarau.
"Makanya, Pemkab Bandung menetapkan status siaga darurat kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Bandung," bebernya.
Uka mengimbau masyarakat untuk menghemat air bersih disaat memasuki musim kemarau. Kemudian dirinya meminta masyarakat jangan sampai bakar sampah sembarangan untuk menghindari terjadi kebakaran.
"Lebih penting lagi masyarakat jangan melakukan pembakaran semak belukar, disaat melakukan pembukaan lahan pertanian. Karena hal itu akan berdampak sangat patal terhadap ancaman potensi kebakaran hutan dan lahan," pungkasnya. (Red./Jevika)
Menurutnya keakuratan data di lapangan dinilai penting untuk menganalisa dan evaluasi penanganan bencana yang terjadi. Sehingga penanganan kedaruratan bisa dilakukan dengan maksimal.
"Iya data di lapangan yang akurat penting bagi penanganan bencana," jelasnya.
Uka juga mengaku, saat ini telah melakukan beberapa upaya dalam menangani dampak bencana kekeringan. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan air bersih di Kabupaten Bandung.
"Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih itu, BPBD berusaha untuk mendistribusikan air bersih. Dengan harapan kebutuhan air bersih masyarakat bisa tertanggulangi untuk sementara waktu disaat memasuki musim kemarau," ucapnya.
Uka memprediksi musim kemarau masih akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan hingga Oktober 2024 mendatang. Diperkirakan bulan Agustus dan September 2024 merupakan puncak musim kemarau.
"Makanya, Pemkab Bandung menetapkan status siaga darurat kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Bandung," bebernya.
Uka mengimbau masyarakat untuk menghemat air bersih disaat memasuki musim kemarau. Kemudian dirinya meminta masyarakat jangan sampai bakar sampah sembarangan untuk menghindari terjadi kebakaran.
"Lebih penting lagi masyarakat jangan melakukan pembakaran semak belukar, disaat melakukan pembukaan lahan pertanian. Karena hal itu akan berdampak sangat patal terhadap ancaman potensi kebakaran hutan dan lahan," pungkasnya. (Red./Jevika)
0 Komentar